PWM Sulawesi Utara - Persyarikatan Muhammadiyah

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah lewat Majelis Tablighnya mengadakan pertemuan yang mengumpulkan sejumlah BTM, IMAM Masjid-Mushola Muhammadiyah se-Sulawesi Utara dan unsur pimpinan Majelis Tabligh PDM. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal Ahad-Senin 27-28 Juni 2021 di Gran Puri, Ranotana, Manado. Kegiatan ini bertujuan upaya konsolidasi vertikal antara majelis Tabligh PWM dan PDM serta upaya penguatan secara horizontal antara majelis Tabligh di masing-masing daerah Muhammadiyah dengan Masjid-Muhammadiyah di daerahnya masing-masing. Tercatat di bawah kepemimpinan PWM Sulawesi Utara terdapat 11 PDM yakni, Manado, Bitung, Sangihe, Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggaara, Minahasa Utara, Kotamobagu, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Selatan, dan Bolaang Mongondow Utara. Sedangkan jumlah keseluruahan Masjid-Mushola yang ikut dalam kegiatan tersebut berjumlah 35 Masjid-Mushola yang pada perkembangan selama diskusi masih ada di beberapa daerah belum tercatat dengan baik Masjid-Mushola Muhammadiyah di Sulawesi Utara.

Suasana kegiatan menghadirkan sejumlah narasumber seperti Penasehat PWM yakni Drs. H. MS Anwar Sandiah yang membicarakan tentang landscape perkembangan Masjid-Musholah Muhammadiyah Sulut dari masa ke masa; Dr. Muhammad Imran Lc Dosen IAIN Manado yang membicarakan Masjid sebagai pusat dakwah dan tentu oembicara dari internal Muhammadiyah khususnya Majelis Tabligh yang semakin mewarnai ruang diskusi. Dalam perkembangan forum diskusi semakin menarik saat suasana tanya jawab dari peserta yang banyak menceritakan kondisi real time di masjid-mushola yang ia pimpin. Beberapa di antaranya dari Masjid Darul Arqom, Manado yang sekiranya pimpinan persyarikatan kurang komunikatif dengan pimpinan masjid, ataupun ada di salah satu daerah Bolaang Mongondow yang dahulunya murni punya Muhammadiyah kini kurang dikelola dengan baik hingga statusnya seperti menjadi abu-abu atau antara Muhammadiyah atau tidak. Hal ini juga semakin menguatkan gagasan dari Ketua PWM Nasruddin Yusuf bahwasanya Masjid Muhammadiyah harus diperkuat secara ideologi maupun administrasi keorganisasiannya. Jangan sampai Muhammadiyah bersusah payah mendirikan di awal-awal tapi seiring perjalanan tidak bisa diurus dengan baik bahkan jatuh ke tangan yang lain. Muhammadiyah sanggup mendirikan masjid tapi pada perkembangannya susah merawatnya, begitu komentar salah satu peserta. Ketua PWM pun menegaskan, Masjid-Mushola yang sudah ada tetap kita pertahankan sebaik baik mugkin dan tak usah lagi untuk sekarang ini mendirikan yang baru.

Kegiatan ini juga dihadiri langsung secara virtual oleh PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir dalam memberikan amanat dan Ust. Faturrahman Kamal., Lc, MA selaku Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sebagai narasumber utama. Keduanya banyak mengingatkan bahwasanya Muhammadiyah harus banyak berperan aktif untuk kemanusiaan lewat masjid-mushola terlebih di saat pandemic covid-19. Masjid-Mushola Muhammadiyah sebagai salah satu wadah penguat di dalam menampung aspirasi masyarakat yang senantiasa banyak akses-akses publik selama di masa covid-19 jauh dari manusia,seperti halnya pendidikan/sekolah yang tidak bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka secara langsung. Kehadiran Masjid Mushola Muhammadiyah yang bersentuhan langsung dengan kelompok masyarakat sekiranya memberikan edukasi karakter atau lebih jauh lagi menghadirkan sentuhan teknologi dalam operasionalnya.

Tawaran seperti pemasangan wifi di masjid atau menciptakan chanel media sosial khusus di dalam sarana menyiarkan dakwah Islam. Tentu hal ini harus dipersiapakan dengan serius tantangan Masjid-Mushola Muhammadiyah dikemudian hari.

Kategori: Masjid-Muhola Muhammadiyah Sulawesi Utara

• 2021
• 2015